Metode untuk menghitung Indeks Pembakaran Bahan Bakar
Indeks pembakaran - Beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung indeks pembakaran bahan bakar antara lain AFR (air -fuel ratio), FAR (fuel-air ratio), rasio ekuivalen (Φ), dan uadar lebih.
1. Rasio Udara dan Bahan Bakar (Air - Fuel Ratio /AFR)
Metode perbandingan jumlah udara dengan bahan bakar disebut dengan air - fuel ratio (AFR). Perbandingan ini dapat dibandingkan baik dalam jumlah massa ataupun dalam jumlah volume.
2. Rasio Bahan Bakar dan Udara (Fuel Air Ratio / FAR)
Rasio bahan bakar-udara merupakan kebalikan dari AFR yang dirumuskan
sebagai berikut:
3. Rasio Ekuivalen (Equivalent Ratio, Φ)
Metode ini termasuk juga metode yang umum digunakan. Rasio ekivalen didefinisikan sebagai perbandingan antara rasio udara dan bahan bakar (AFR) stoikiometri dengan rasio udara dan bahan bakar (AFR) aktual atau juga sebagai perbandingan antara rasio bahan bakar dan udara (FAR) aktual dengan rasio bahan bakar dan udara (FAR) stoikiometri.
4. Udara Lebih (Excess Air)
Udara lebih (excess air) dinyatakan sebagai persen kelebihan dari keperluan stoikiometri, sangat mudah untuk menunjukkan bahwa udara lebih dapat didefinisikan seperti persamaan berikut:
Jumlah udara lebih, bagaimanapun harus dibatasi seminimum mungkin dari yang diperlukan untuk memastikan pembakaran bahan-bakar yang sempurna. Udara lebih yang disuplai untuk proses pembakaran melewati alat bakar sebagai penumpang saja dan akan meninggalkan ruang bakar dengan temperaturnya melebihi temperatur sebelumnya. Udara lebih akan selalu mengurangi efisiensi dari sistem pembakaran. Kadang-kadang perlu untuk menggunakan bentuk perbandingan udara biasa, yang didefinisikan sebagai berikut:
1. Rasio Udara dan Bahan Bakar (Air - Fuel Ratio /AFR)
Metode perbandingan jumlah udara dengan bahan bakar disebut dengan air - fuel ratio (AFR). Perbandingan ini dapat dibandingkan baik dalam jumlah massa ataupun dalam jumlah volume.
2. Rasio Bahan Bakar dan Udara (Fuel Air Ratio / FAR)
Rasio bahan bakar-udara merupakan kebalikan dari AFR yang dirumuskan
sebagai berikut:
3. Rasio Ekuivalen (Equivalent Ratio, Φ)
Metode ini termasuk juga metode yang umum digunakan. Rasio ekivalen didefinisikan sebagai perbandingan antara rasio udara dan bahan bakar (AFR) stoikiometri dengan rasio udara dan bahan bakar (AFR) aktual atau juga sebagai perbandingan antara rasio bahan bakar dan udara (FAR) aktual dengan rasio bahan bakar dan udara (FAR) stoikiometri.
- Φ > 1 terdapat kelebihan bahan bakar dan campurannya disebut sebagaicampuran kaya bahan bakar (fuel - rich mixture)
- Φ < 1 campurannya disebut sebagai campuran miskin bahan bakar (fuel - lean mixture)
- Φ = 1 merupakan campuran stoikiometri (pembakaran sempurna) Untuk dapat mengetahui nilai AFR, maka harus dihitung jumlah keseimbangan atom C, H dan O dalam suatu reaksi pembakaran.
4. Udara Lebih (Excess Air)
Udara lebih (excess air) dinyatakan sebagai persen kelebihan dari keperluan stoikiometri, sangat mudah untuk menunjukkan bahwa udara lebih dapat didefinisikan seperti persamaan berikut:
Jumlah udara lebih, bagaimanapun harus dibatasi seminimum mungkin dari yang diperlukan untuk memastikan pembakaran bahan-bakar yang sempurna. Udara lebih yang disuplai untuk proses pembakaran melewati alat bakar sebagai penumpang saja dan akan meninggalkan ruang bakar dengan temperaturnya melebihi temperatur sebelumnya. Udara lebih akan selalu mengurangi efisiensi dari sistem pembakaran. Kadang-kadang perlu untuk menggunakan bentuk perbandingan udara biasa, yang didefinisikan sebagai berikut:
Yang sama dengan (1 + udara lebih), diekspresikan sebagai suatu bagian.